Menulis Essay “Kontribusiku untuk Indonesia”

Sering kali pada bagian ini banyak yang melakukan blunder. Kenapa saya sebut demikan? Ya karena yang ditanya adalah “Kontribusi”, namun faktanya di lapangan banyak yang mengaitkan kontribusi dengan jabatan dan kekuasaan, entah itu dalam dalam organisasi, komunitas atau sejenisnya. Keyword yang perlu kita ingat adalah “kontribusi”. Jadi abaikanlah segala sesuatu yang berkaitan dengan jabatan atau kekuasaan. Nah untuk konten dari Essay kontribusiku rinciannya adalah mengenai kontribusi yang telah, sedang dan akan kita lakukan, baik untuk masyarakat/ lembaga / instansi / profesi komunitas kita. Sedangkan poin yang harus dimuat adalah; (1) Deskripsi diri kita; (2) Deskripsi kontribusi yang telah, sedang dan akan kita lakukan untuk masyarakat/lembaga/instantsi/profesi dan komunitas; (3) Deskripsi mimpi kita tentang Indonesia masa depan; (4) Deskripsi peran apa yang akan kita lakukan; (5) Deskripsikan cara Saudara mewujudkan mimpi tersebut. Lebih jelasnya baca essay saya berikut ini:

“Saya lahir di kabupaten Jombang. Memang benar jika ada yang mengatakan kehidupan itu seperti roda berputar. Bagi saya kehidupan memang seperti itu, terkadang kita berada di posisi atas, tengah, maupun bawah.

Seperti roda berputar, saya lahir dalam keluarga yang berkecukupan, baik untuk makan maupun pendidikan. Namun pada tahun 2004 menjadi cerita yang berbeda, ayah saya “Qomari” Meninggal dunia ketika saya masih kelas tiga di Madrasah Ibtidaiyah (MI). Waktu itu Kakak pertama sedang duduk di bangku SMP dan kakak kedua di bangku MI. Mau tidak mau mereka harus berhenti sekolah, hal tersebut dikarenakan tulang punggung keluarga kami telah tiada.

Mungkin dulu saya belum menyadari arti pentingnya pendidikan, namun beruntung, saya masih bisa melanjutkan pendidikan, meskipun kurang maksimal dikarenakan harus bersama kakak menjadi tukang lap motor pada malam hari, ataupun berjualan koran saat libur sekolah.

Pada waktu itu pemandangan anak kecil mengelap motor ataupun berjualan koran sudah menjadi hal yang umum di kabupaten Jombang. Kenapa saya mengatakan demikian? Ya karena saya memiliki beberapa teman kecil yang kurang lebih senasib.

Setelah lulus dari MI saya melanjutkan sekolah di Madrasah Tsanawiyah Negeri. Saya percaya pada masa ini Allah menjawab do’a keluarga kami. Saya bertemu dengan “Pak Mudin” salah satu pengurus “Rumah Singgah” di Jombang, melalui beliau saya mendapatkan bantuan modal dan pendidikan dari Dinas Sosial. Sejak saat itu saya mulai meninggalkan aktivitas mengelap motor maupun berjualan koran.

Ridlo Allah mengantarkan saya kepada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Duduk di bangku SMA saya mendapatkan bantuan dari pemerintah yang saya sebut BKSM (Bantuan Khusus Siswa Miskin). Pada masa itu saya merasa kehidupan semakin cerah. Bagaimana tidak? Kedua kakak saya tidak sempat merasakannya.

Hal yang paling tidak terpikirkan adalah saya dapat mengenyam pendidikan tinggi di salah satu perguruan tinggi negeri, yaitu Universitas Negeri Malang (UM). Tentu saja saya dapat masuk  UM dibantu oleh banyak pihak. Ketika daftar ulang saya diantar oleh “Pak Mughni” pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) desa saya. Bahkan biayanya juga dibantu oleh pemerintah, melalui beasiswa PPA/BBM dan kemudian saya mendapat kesempatan untuk memperoleh beasiswa BIDIKMISI pengganti.

Dalam kehidupan saya banyak sekali pihak yang telah berkontribusi membantu saya. Baik itu keluarga, teman, masyarakat, maupun pemerintah. Merenungkan hal tersebut saya merasa malu. Apa pantas saya mendapatkan semua hal tersebut? Mungkin salah satu hal yang dapat saya lakukan adalah “Memantaskan Diri”.

Dalam proses “Memantaskan diri” di masa kuliah saya bergabung dengan Organisasi daerah “Ikatan Mahasiswa Jombang” UM dan Malang Raya. Kami menjalankan Program Kerja untuk memajukan kota Jombang, baik dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi, maupun budaya. Apa sudah pantas? Belum! akhirnya saya juga bergabung sebagai relawan panitia di “Kelas Inspirasi Jombang” dengan kegiatan berbagi Inspirasi kepada anak-anak SD di daerah pinggiran melalui profesi. Apa sudah pantas? Sayangnya belum. Masih dalam rangka “Memantaskan diri”, sembari kuliah saya juga menyempatkan untuk mengikuti organisasi maupun komunitas. Organisasi yang saya ikuti adalah “Dewan Mahasiswa Fakultas (DMF)”. Sedangkan komunitas yang saya ikuti adalah “Social Studies Learning Society (S2LS)”, “Rumah Inspiratif (RI)”, dan rons-educations (RE). Melalui DMF saya dapat belajar bagaimana cara menampung aspirasi mahasiswa lantas merealisasikannya. Melalui S2LS saya dapat belajar bagaimana cara saling berbagi ilmu pengetahuan. Melalui RI saya dapat belajar bagaimana cara saling berbagi inspirasi. Dan melalui RE saya dapat belajar bagaimana cara berwirausaha sosial serta memajukan pendidikan maupun ekonomi kreatif Indonesia.

Apa semua hal yang sudah saya lakukan melalui organisasi maupun komunitas sudah membuat diri saya menjadi “Pantas” menerima semua kebaikan yang saya dapatkan dari pihak-pihak di sekitar saya? Sungguh sangat tidak etis jika saya mengartikan arti sebuah “kepantasan” hanya berdasarkan hal tersebut. Karena pantas atau tidak pada hakikatnya bukan diri kita masing-masing yang menilainya, melainkan pihak lain yang memberikan penilaian tersebut.

Sebagai salah satu lulusan sarjana pendidikan saya berharap kualitas Sumber Daya Manusia warga negara Indonesia dapat terus meningkat. Saya sadar, tanpa menempuh pendidikan saya tidak akan pernah sampai pada tahap menulis essay ini. Oleh karena hal tersebut dengan meningkatkan kualitas diri, saya bertekad untuk bersama memajukan Indonesia melalui Peningkatan SDM warga negara Indonesia. Jika saat ini di mata negara lain Indonesia masih merupakan negara berkembang, itu karena masih berada di bawah, tapi kita harus ingat, roda itu berputar, akan tiba saatnya kita berada di atas, dan saya percaya, bersama kita bisa membawa Indonesia menjadi negara maju yang disegani bangsa lain.”

Lagi-lagi berdasarkan apa yang telah saya tulis, saya harus menegaskan lagi, kalian harus mencermati beberapa hal penting. Pertama, essay yang kalian buat jangan lebih dari 700 kata. Kedua, buatlah essay kalian se otentik mungkin, artinya jangan mencontoh alur atau tata bahasa tulisan orang lain, jadilah diri kalian sendiri. Dan satu lagi, karena essay kalian akan di scan, usahakan sebisa mungkin menghindari kopi paste, kalau kopi susu boleh lah biar tidak ngantuk. Hehe.

Terima kasih sudah membaca

Untuk informasi lebih lanjut bisa kontak saya melalui:

E-Mail  : muhammad.khoiron.ips@gmail.com

IG        : @i.rons

FB       : www.facebook.com/muhammed.iron

Ilustrasi Kontribusi

(Sumber: http://1.bp.blogspot.com/-JaWwh6TLjB4/U9Okr4TkRtI/AAAAAAAAGLc/W2yuDI65UrY/s1600/Kontribusi.jpg)

• Tweet
• Share
• Share
• Share
• Share

Sign up here with your email